Navigation Menu

Sejarah Pekalongan

Courtusy by.Google
Sejarah Pekalongan
Pesisir Pekalongan sekarang ini, merupakan daerah daratan baru yang tumbuh akibat sedimentsi material alluvial vulkanik setelah meletusnya gunung Regojembangan di Petungkriyono, sekitar abad ke VI. Sebagai daratan baru hingga masa kerajaan Majapahit dan Pajajaran, Pekalongan belum memiliki nama. Baru era kerajaan Mataram islam awal, Pekalongan yang merupakan kawasan hutan Gambiran dilakukan pembukaan hutan oleh Joko Bahu mulai era Prabu Hanyokrowati hingga awal Sultan Agung berkuasa. Alas Gambiran dibuka untuk mengembangakan lahan pertanian seitar tahun 1614. Joko bahu kemudian diangkat sebagai Adipati penguasa pesisir kilen dengan gelar Tumenggung Bahurekso, yang daerah kekuasaannya meliputi jepara, Kendal, Pekalongan, Tegal hingga ke arah Cirebon. 
Mulai berurangnya pengaruh kerajaan Mataram, akibat campur tangan VOC dalam keuasaan, membuat kekuasaan di Pekalongan beralih ke keluarga Tionghoa bermarga Tan hingga 4 generasi. Sunan Amangkurat III mengangkat Tan Kwi Jan sebagai Adipati pesisir Kilen. Meningkatnya eskalasi kekuasaan VOC di Jawa, membuat Pesisir Pekalongan resmi menjadi ekuasaan Serikat dagang Hindia Timur melalui Perjanjian Giyanti tahun 1755. Sebagai tanda kekuasaanya, VOC telah membangun sebuah benteng (Fort Pecalongan) sejak tahun 1754. Benteng tersebut masih kokoh berdiri hingga sekarang digunakan sebagai Rumah Tahanan Negara. Beralihnya kekuasaan VOC ke Hindia Belanda, Karisidenan Pekalongan paska perang Diponegoro dikembangkan menjadi daerah penghasil devisa bagi kerajaan Belanda dari hasil perkebunan tebu,kopi,teh,nila (pewarna kain), dan kayu 
(sumber : Moch.Dirhamsyah, Pegiat Sejarah Lokal, dalam buku panduan Wisata Kota Pekalongan,hal.6/Sejarah Pekalongan)

0 komentar:

Editor@ | alpekalongan